Manis
yang Memang Manis
oleh : Yessica E. Daryanto
Dahulu kala disebuah kerajaan Meong
yang dipimpin raja Persia hiduplah sepasang kucing hitam dan putih di sebuah
gubuk yang sederhana. Hitam dan putih adalah sepasang ayah dan Ibu yang hingga
kini belum juga dikarunia seekor anak pun. Suatu hari, Ibu Putih berdoa, “Ya
Tuhan, aku dan Ayah Hitam belum juga dikarunia seekor anak. Kami ingin sekali
punya anak, Tuhan.“ Ibu Putih menangis perlahan. Tanpa disadari Ibu Putih, ayah
Hitam mendengar doanya. Ayah Hitam, berpikir keras bagaimana caranya memberikan
anak untuk Ibu Putih.
Hari menjelang malam, ayah Hitam
belum juga beranjak pulang. Ibu putih sangat khawatir dengan Ayah Hitam. Tapi
tiba-tiba... tok… tok… “Ibu… Ayah pulang!” Ibu lalu dengan tergopoh membuka
pintu. Alangkah terkejutnya ibu Putih, karena ketika ia membuka pintu ia
melihat ayah Hitam menggendong seekor bayi kucing yang sangat cantik. “Meong…”
si bayi itu mengkedip-kedipkan matanya lucu. Membuat Ibu Putih tertawa haru.
“Ayah, ini anak siapa?” Tanya ibu antusias sekaligus heran. “Ini anak kita, Bu.
Tuhan mengabulkan doa kita. Ayah menemukan ia di sebuah tempat sampah
sendirian. Mungkin manusia yang membuangnya,” Ayah Hitam menjelaskan semuanya
pada ibu Putih. Ibu Putih benar-benar bahagia dan berjanji akan merawatnya seperti
putrinya sendiri. Ayah dan Ibu memberikan nama Manis pada putri kecil mereka.
Waktu berlalu dengan sangat cepat,
Manis tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan pintar. Ibu Putih dan Ayah
Hitam sangat memanjakan dirinya. Namun sayang, karena terlalu dimanjakan Manis
menjadi anak yang keras kepala, sangat manja bahkan menjadi sombong karena
dirinya yang cantik diidolai dan tersohor ke pelosok negeri Meong. Banyak yang
tertarik dan berusaha mendekati Manis. Namun, Manis selalu mencemooh dan
mengejek kucing-kucing jantan yang datang kepadanya. “Kalian tidak pantas
untukku, kecantikanku hanya pantas ku berikan pada putera mahkota kerajaan
Meong!” Katanya ketika suatu hari Wibi kucing hitam manis mencoba melamarnya.
Ia meninggalkan Wibi dengan mengangkat tinggi kepala dan melenggak-lenggokkan
tubuhnya bak permaisuri.
Sikap sombong dan keras kepala Manis
membuat Ayah Hitam dan Ibu Putih sangat sedih, apalagi suatu hari Ibu Putih
mendengar putrinya itu berkata kepada orang-orang bahwa ia bukanlah anak ayah
Hitam dan ibu Putih. Karena dirinya sangat cantik dan tidak mungkin anak dari
orangtua yang biasa saja bahkan miskin tersebut. Ayah Hitam dan Ibu Putih hanya
bisa menangis. Padahal semuanya telah mereka lakukan untuk Manis. Mereka juga telah
menganggap Manis anak sendiri.
Kabar kecantikan dan kecongkakan
Manis sampai kepada Putera Mahkota kerajaan Meong yaitu pangeran William.
Pangeran ingin sekali bertemu dan merubah sifat Manis. Meski banyak yang bilang
pangeran tidak usah menemui dan mendekati Manis yang sombong, pangeran tetap
bersikukuh ia bisa merubah Manis menjadi kucing yang benar-benar manis sesuai
namanya. Maka pergilah pangeran ke gubuk Ayah Hitam dan Ibu Putih. Di sana ia
bertemu dengan Manis yang langsung terpesona akan ketampanannya. Namun, pangeran
menolak Manis karena kelakuannya. Justru pangeran malah bersikap sangat baik
dan hormat pada ibu dan ayah Manis, tanpa melihat keadaan mereka. Manis yang
malu dengan pangeran pun menangis sedih, ia ingin mengadu pada ibu atau ayahnya
namun takut karena ia sudah banyak berbuat salah. Ia iri karena pangeran begitu
disayangi dan menghormati kedua orangtuanya. Ketika ia menangis, tanpa disadari
datanglah Ibu Putih dan Ayah Hitam yang merangkul dirinya. “Jangan bersedih
anakku, apapun perbuatanmu. Kamu tetaplah anak kami.” Ujar Ibu Putih lembut disertai
anggukan Ayah Hitam. “Maafkan aku, Bu, Yah…” Ia berlutut memohon maaf pada Ayah
dan Ibu. Saat itulah pangeran muncul dan berkata,” inilah Putri yang aku cari.
Manis yang sesuai dengan namanya. Ayah Hitam, Ibu Putih, bolehkan aku menikahi
Manis?” Ibu dan Ayah mengangguk pasti, membuat Manis semakin terharu dan
menangis. Kini ia sadar, dirinya bukanlah apa-apa tanpa Ayah dan Ibu Hitam.
Kecantikannya bukanlah hal yang patut dibanggakan. Ia pun tau bahwa meski Ayah
Hitam dan Ibu Putih bukan orangtua kandungnya, tetapi mereka sangat menyayangi
dan mencintai Manis. Setelah itu mereka hidup bahagia. Ayah Hitam dan Ibu Putih
diajak ke kerajaan Meong. Manis pun menjadi Ratu yang baik hati dan sangat
dicintai rakyatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar